Pasar otomotif memang tampak mengalami pergeseran selama kurun waktu beberapa tahun belakangan ini. Sebelumnya Toyota selalu dikenal sebagai pabrikan yang memproduksi mobil-mobil tahan banting hingga begitu banyak pemilik masih mempertahankan Toyota Corolla atau Toyota Kijang yang sudah dimiliki bertahun-tahun oleh karena memang masih sangat mumpuni digunakan sebagai tunggangan harian. Di lain pihak, Hyundai semula dikenal sebagai pembuat mobil murah alias disposable yang tinggal “dibuang” dua atau tiga tahun setelah masa pakai.
Namun kondisi tersebut sudah berubah semenjak Toyota masuk ke segmen mobil murah lewat Toyota Avanza dan kemudian semakin murah lagi lewat Toyota Agya. Sementara itu Hyundai justru menaikkan level permainannya lewat desain yang bernuansa mobil Eropa serta kualitas yang tentu juga meningkat. Maka jangan heran bahwa sekalipun bermain di segmen sama namun Hyundai bisa percaya diri menjual mobil dengan harga lebih mahal ketimbang Toyota. Perbandingan Toyota Agya dengan Hyundai Grand i10 adalah salah satu buktinya.
Toyota Agya dibuat sebagai upaya Toyota memanfaatkan lahirnya kebijakan LCGC, karena itu jangan berharap kualitas Toyota Altis, Toyota Innova atau lebih-lebih Toyota Harrier bakal muncul di sini. Desain eksterior bagian depannya sendiri tampak kurang proporsional dan terus terang saja saat pertama kali melihat Toyota Agya secara langsung rasanya seperti sedang menyaksikan mobil dalam sebuah film kartun yang diwujud-nyatakan. Bahkan pada tipe tertingginya meski sudah dipermanis dengan beberapa aksesoris seperti side skirts, rear spoiler dan sebagainya namun tak mampu menyamarkan kesan mobil kartun dari wajah Toyota Agya.
Hyundai Grand i10 sendiri meski tak menampilkan kemewahan seperti Hyundai Genesis atau Hyundai Sonata namun mampu menghadirkan desain yang lebih luwes dan lebih mudah diterima oleh mata ketimbang Toyota Agya. Oleh karena tidak dirancang secara khusus untuk memanfaatkan kebijakan LCGC maka dalam hal detil pun Hyundai Grand i10 mampu menghadirkan detil yang lebih baik ketimbang Toyota Agya. Oleh karenanya secara umum memang tampilan luar Hyundai Grand i10 tampak lebih meyakinkan jika dibanding Toyota Agya.
Sementara pada bagian interior sekalipun Toyota Agya tak lebih dari sebuah alat transportasi basic namun kualitas dan finishing-nya sama sekali tidak mengecewakan meski lagi-lagi jangan mengharapkan kualitas seperti Toyota Corolla Altis, bahkan sama sekali tak mendekati entry-level sedan seperti Vios atau subkompak hatchback kelas B Toyota Yaris.
Namun demikian nuansa modern serta kualitas cukup baik masih mampu diharapkan dari kabin Toyota Agya.
Untunglah pihak Toyota tidak memberi kelir hitam pada kabin Toyota Agya sebagaimana layaknya Toyota Yaris, sehingga meski berukuran kecil namun masih berkesan sedikit lega. Pengemudi dan penumpang di bagian depan boleh merasakan cukup kenyamanan dalam kabin Agya, namun sayangnya tidak demikian dengan penumpang di jok belakang.
Sementara kabin Toyota Agya menonjolkan kesan modern pada pihak lain kabin Hyundai Grand i10 didesain untuk lebih menonjolkan kesan feminin. Kaum adam mungkin bakal sedikit terganggu dengan fakta ini, namun jika melihat kualitas material serta finishing yang baik rasa-rasanya hal tersebut bisa dikesampingkan. Desain penempatan instrumen serta jok Hyundai Grand i10 pun terasa lebih ergonomis dibandingkan Toyota Agya.
Pada sektor performa sebagaimana sudah diketahui bahwa Agya adalah mobil yang pada dasarnya hanya diperuntukkan sebagai alat transportasi di dalam kota saja. Oleh karena itu karakter mesin tiga silindernya terasa galak di putaran bawah dan berat/lamban pada putaran atas. Meski di atas kertas output dapur pacunya sangat minim namun untuk kondisi di dalam kota fakta tersebut nyaris tidak terasa. Mesinnya memang cukup responsif, namun gejala limbung yang sering muncul serta setir yang kelewat ringan menjadi nilai minus di sektor ini.
Sama halnya dengan Toyota Agya, Hyundai Grand i10 pun juga dirancang hanya untuk sarana tranportasi di dalam kota. Namun Hyundai lagi-lagi mengungguli Toyota berkat vibrasi yang lebih teredam dengan baik serta suara mesin yang tidak seberisik Toyota Agya. Dengan torsi yang lebih besar maka Hyundai Grand i10 pun terasa lebh responsif dibanding Toyota Agya. Sayangnya desain pilar A pada Hyundai tidak memberikan visibilitas sebaik Toyota Agya. Setirnya pun terasa tidak terlalu responsif jika dibanding kompetitornya itu.
Hyundai Grand i10 saat ini dilepas dengan harga mulai Rp 140 juta hingga Rp 182 juta (tergantung tipe), sementara itu harga Toyota Agya dibanderol mulai Rp 111 juta hingga Rp 121,3 juta. Dari segi harga jelas Toyota Agya lebih difavoritkan, namun dengan harga yang lebih mahal Hyundai Grand i10 memang menawarkan performa kenyamanan yang layak ditebus lebih mahal pula. Dan dari dimensinya, Hyundai Grand i10 menawarkan kelegaan yang lebih dari subkompak hatchback kelas A pada umumnya. Bahkan dimensinya hanya berselisih tipis dengan subkompak hatchback kelas B.
Jika memang Anda menghendaki sebuah kendaraan basic maka rasanya Toyota Agya adalah pilihan yang lebih tepat, namun jika basic saja tidak cukup dan Anda menghendaki sebuah mobil yang lebih modern dan nyaman sudah pasti Hyundai Grand i10 bakal lebih mampu memenuhi harapan tersebut.