Setelah memperkenalkan mobil SUV/Crossover dengan platform Honda Jazz yang dinamai sebagai Honda Vezel beberapa waktu lalu kini Honda sedang berencana untuk membangun SUV baru dengan platform Honda Brio.
Menurut pabrikan berlogo “H” tersebut platform Honda Brio masih memiliki potensi untuk dikembangkan. Sejauh ini Honda sudah menghadirkan MPV Honda Mobilio sebagai pengembangan dari platform Honda Brio dan tak menutup kemungkinan bahwa platform yang sama bakal dikembangkan menjadi sebuah SUV.
Meski demikian pihak pabrikan mengakui bahwa masih ada beberapa kendala yang perlu diatasi sebelum membangun Honda Brio SUV. Kendala utama disebabkan oleh platform Brio yang memang sejak awal tidak dirancang untuk mengakomodir penggunaan ban berukuran besar yang menjadi salah satu syarat mutlak bagi sebuah SUV.
Rencana Honda meluncurkan SUV dengan platform Brio ini tak lain adalah kondisi perekonomian di beberapa negara yang menjadikan Honda Vezel bakal sulit bersaing dari segi harga di negara-negara tersebut.
Sejatinya Honda Vezel berada di segmen yang sama dengan Ford Ecosport, Renault Duster dan All New Nissan Terrano. Namun jatuhnya nilai tukar mata uang lokal di beberapa negara terhadap USD menjadikan harga Honda Vezel tak mungkin disejajarkan dengan mobil-mobil tersebut. Karena itu Honda membatalkan rencana ekspor Honda Vezel di beberapa negara yang nilai tukar mata uang lokalnya terhadap USD jatuh secara signifikan.
Honda sudah memastikan batal memasukkan Vezel ke India yang sebelumnya sudah dipastikan bakal menjadi salah satu negara yang menerima unit Honda Vezel di tahun 2015, meski belum dipastikan namun kemungkinan besar situasi yang sama bakal dialami di beberapa negara Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Jika rencana Honda membangun SUV dengan platform Honda Brio berhasil maka mobil tersebut bakal menjadi pengganti Honda Vezel di beberapa negara tersebut. Honda Vezel sendiri mestinya mengisi gap antara Honda City dengan Honda CR-V, namun Honda Regional Asia dan Oceania mengaku kesulitan menentukan harga Honda Vezel agar ada di rentang kedua mobil tersebut dengan kondisi perekonomian beberapa negara di wilayah Asia dan Oceania akhir-akhir ini.