Hasil pengujian Honda BR-V dimana beberapa media sempat diundang untuk menjajal di Jepang beberapa waktu lalu tampaknya makin menguatkan keyakinan tersebut. Lebih-lebih salah satu ciri khas Honda dimana kabinnya dirancang memuat penumpang seoptimal mungkin kembali ditemukan kala memasuki interior Honda BR-V.
Mengulas Eksterior dan Interior Honda BR-V
Honda sejak awal menegaskan bahwa Honda BR-V bukan sebuah compact SUV lebih-lebih MPV. Sang produsen mengkategorikannya sebagai crossover Utility Vehicle. Awalnya ketika muncul rumor bahwa Honda bakal merilis crossover berbasis Honda Brio muncul respon pesimis di sebagian yang mendengar. Beberapa beranggapan bahwa kemampuannya sebagai crossover layak dipertanyakan, sementara beberapa lainnya menilai bahwa Honda BR-V sekedar Honda Mobilio yang berganti casing.
Bagaimanapun kesan tersebut berubah ketika pertama kali menyaksikan wujud Honda BR-V. Faktanya mobil terbaru buatan Honda ini tampil solid, desain bagian depan membuatnya tampak kekar berotot meski ketika dari samping tampak kental perpaduan antara desain Mobilio di buritan dengan Honda HR-V di bagian depan.
Masuk ke dalam kabin, interior Honda BR-V didominasi oleh kelir hitam mirip seperti Honda All-new Jazz yang sudah tidak asing lagi bagi konsumen di Indonesia. Unit Honda BR-V yang diuji coba di Jepang sama sekali tak memiliki physical knob karena konsol tengahnya diisi oleh panel touch sensitive yang berfungsi sebagai climate control. Namun purwarupa Honda BR-V belum dilengkapi dengan sistem infotainment karena bagian yang semestinya diisi oleh perangkat tersebut masih sekedar ditutup oleh plastik. Steering mounted lagi-lagi belum terdapat pada lingkar kemudi unit test drive.
Secara keseluruhan interior Honda BR-V cukup layak diapresiasi, kecuali fakta bahwa desain lingkar kemudinya sama persis seperti pada Honda Brio. Kebanyakan konsumen tentu berharap bahwa setir Honda BR-V versi akhir akan memiliki desain yang berbeda.
Dengan panjang mencapai 4.456 mm serta wheelbase 2.660 mm rasanya Honda BR-V cukup memiliki potensi yang membuat konsumen di emerging markets segera memalingkan mata dari para kompetitor sekelasnya. Honda BR-V sekaligus juga satu-satunya yang menawarkan bangku tiga baris di segmennya. Untuk perjalanan panjang memang jok baris ketiga tak bakal nyaman diduduki orang dewasa, namun untuk perjalanan singkat masih cukup bisa ditolerir. Armrest berikut cupholder tampak sudah ada di setiap sisi, ventilasi AC dengan tiga opsi setting makin menambah kenyamanan penumpang.
Legroom jok baris ketiga pada Honda BR-V sebenarnya masih cukup manusiawi, namun demi mencapai kondisi tersebut pihak pabrikan memajukan posisi jok baris kedua. Beruntung jok baris kedua ini bisa diatur maju-mundurnya sehingga bisa disesuaikan dengan jumlah serta ukuran tubuh penumpang.
Jika sekedar melihat saja orang mungkin akan pesimis dengan kenyamanan jok Honda BR-V. Pasalnya busa jok tersebut tampak tipis, namun ketika digunakan ternyata tidak seburuk kesan yang diberikan. Jok ini cukup nyaman, suportif dan well-padded.
Sedangkan bagi pengemudi meski Honda BR-V minus kamera maupun fitur lain yang membantu navigasi namun visibilitas yang luas membuat kealpaan fitur-fitur tersebut menjadi terasa bukan sebagai kelemahan.
Dapur pacu i-VTEC berkapasitas 1.5 liter yang sanggup memuntahkan daya maksimum hingga 120,7 PS didukung oleh transmisi CVT mampu menunaikan tugasnya dengan sangat baik. Rasio transmisinya tampak dibuat lebih pendek untuk menjamin akselerasi yang responsif. Pada pengemudian di dalam kota Honda BR-V terasa ideal, namun kala dipacu di jalan tol CVT-nya tampak kesulitan menghantar semburan daya yang pas.
Opini Awal Honda BR-V
Honda BR-V tentu saja bukan produk sempurna, kompromi di beberapa sektor tetap terlihat jelas. Walau demikian kompromi tersebut tampak wajar dan masuk akal, apalagi sebaga satu-satunya yang menawarkan konfigurasi jok tiga baris belum lagi layanan purna jual yang mudah diakses di daerah sekalipun rasanya tak sulit menebak bahwa Honda BR-V segera mendapat respon antusias dari konsumen di Tanah Air.