Toyota Supra, Toyota AE86 Corolla atau Toyota Soarer tentu bukanlah nama-nama asing bagi para penggemar otomotif di berbagai belahan dunia. Lewat ketiga nama itu pabrikan asal Jepang Toyota sempat menorehkan prestasi dan reputasi yang melegenda. Namun setelah era tersebut perusahaan yang berdiri sejak tahun 1937 silam itu tampak lebih berfokus melahirkan mobil-mobil keluarga dan meninggalkan kategori sports car.
Beruntung bahwa setidaknya semenjak tahun 2012 Toyota kembali mencoba peruntungannya di kategori sports carlewat Toyota 86. Dibandingkan mobil sports lain tentu Toyota 86 tampak begitu sederhana, namun justru karena kesederhanaannya itulah hingga hari ini mobil sports besutan Toyota ini masih mendapat tempat istimewa di hati penggemarnya.
Setelah malang melintang sekitar empat tahun, Toyota akhirnya melakukan peremajaan dengan memberikan minor facelift untuk Toyota 86 pada pertengahan tahun 2014 lalu. Revisi minor pada suspensi, peremajaan interior serta penambahan beberapa fitur baru meski memang tak terlalu signifikan namun terbukti masih cukup membuat Toyota 86 memenuhi ekspektasi konsumen. Sampai saat ini pihak pabrikan sendiri masih tetap menyediakan dua opsi transmisi yaitu matik dan manual.
Mesin boxer empat silinder berkapasitas 2.0 liter masih menjadi andalannya, output dapur pacu ini disalurkan kepada dua roda di bagian belakang. Dengan bobot sekitar 1275 kg memang Toyota 86 tidak bisa disebut ringan, namun juga tidak berlebihan. Oleh karena karakter handling-nya, beberapa orang bahkan menilai Toyota 86 adalah versi murah dari Mazda MX-5 yang legendaris itu.
Kualitas handling dan riding Toyota 86 sendiri meningkat cukup pesat semenjak dilakukan penyempurnaan suspensi tahun lalu. Mereka yang pernah mengemudikan Toyota 86 keluaran tahun-tahun sebelumnya bakal merasakan perbedaan tersebut. Peredamannya mampu mengakomodir kala melewati jalanan bergelombang maupun polisi tidur baik pada kecepatan rendah maupun tinggi. Stabilitasnya kala diajak keluar masuk tikungan dengan kecepatan tinggi pun layak diacungi jempol. Secara keseluruhan Toyota 86 memberikan kualitas riding/handling yang mengakomodir gaya mengemudi agresif namun juga tidak mengesampingkan kenyamanan saat dijadikan tunggangan harian.
Performa dapur pacunya sendiri sebenarnya tak bisa dibilang istimewa untuk ukuran sebuah sports car. Akselerasi 0-100 km/jam ditempuh dalam waktu lebih dari tujuh detik. Namun demikian mesin boxer hasil garapan bersama Toyota dan Subaru yang diusungnya mampu menghasilkan suara yang khas dan menyenangkan. Faktor fun to drive yang diharapkan dari sebuah mobil sports pun mampu dihadirkan dengan sangat baik dari balik kemudinya.
Interior Toyota 86 juga memancarkan gaya desain khas Toyota yang sederhana serta mudah dipahami oleh siapapun yang belum terbiasa mengemudikannya. Odometer, instrumen indikator bahan bakar, tombok pengatur traksi maupun suspensi serta dual mode AC control pada bagian tengah begitu sederhana sekaligus informatif. Meski masih banyak menggunakan material plastik namun pada Toyota 86 versi revisi sentuhan ala serat karbon maupun soft plastic sudah mampu mengenyahkan kesan murah yang banyak dikritik pada generasi sebelumnya.
Sedikit kelemahan yang dimiliki oleh Toyota 86 adalah pedal koplingnya yang butuh pembiasaan cukup lama untuk memastikan penyaluran tenaganya terasa halus kala harus berpindah gigi. Namun karena koplingnya sendiri cukup ringan demikian pula hydraulic assistance-nya sangat mulus maka rasa-rasanya kondisi tersebut bukanlah sebuah kelemahan yang perlu dilebih-lebihkan.
Kelemahan lainnya adalah fakta bahwa meski menyediakan ruang kabin belakang untuk dua penumpang namun Toyota 86 tetaplah sebuah mobil sports. Karena itu legroom yang disediakan jauh dari lapang. Lebih-lebih jika pengemudi atau penumpang di jok depan bertubuh tinggi di atas rata-rata, maka semakin minim legroom yang bisa dinikmati oleh penumpang di kabin belakang.
Visibilitas pengemudi ke area di belakang tidak terlalu baik namun juga tidak buruk. Ukuran kaca belakang yang kecil serta seat bolster kadang bisa terasa cukup membatasi pandangan pengemudi saat hendak berpindah jalur. Namun khusus untuk parkir kondisi ini tak menjadi soal, pasalnya Toyota sudah melengkapi mobil sports-nya dengan rear-mounted reversing camera. Bahkan jika dirasa perlu pihak pabrikan juga menyediakan aksesoris opsional berupa sensor parkir.
Di sektor perangkat hiburan kualitas audio yang dihasilkan oleh empat mids, dua buah tweeters di pintu serta dashboard serta tambahan dua mids lagi di bagian belakang rasa-rasanya sudah memenuhi ekspektasi sebagian besar konsumen sekalipun voluma-nya terasa kurang maksimal. Sementara HU-nya sendiri yang sudah mendukung Bluetooth, USB, FM/AM/CD dan satnav lagi-lagi tampak sederhana dan mudah untuk dipahami.
Harga Toyota 86 di Indonesia saat ini dibanderol mulai Rp 680 juta-an hingga Rp 713 juta-an untuk tipe TRD. Banderol tersebut rasanya bisa dibilang sangat murah untuk sebuah mobil sports yang sukses mengkombinasikan antara performa, fun to drive serta efisiensi penggunaan BBM.