Kiprah BMW M4 di Indonesia maupun pasar global masih relatif baru. Sebelumnya jika bicara mobil sport coupe keluaran BMW maka yang terlintas dalam pikiran pastilah BMW M3. Ternyata antara BMW M3 dan M4 sendiri pada beberapa hal ditemukan perbedaan namun pada beberapa hal lainnya cukup banyak persamaannya pula.
BMW M4 ternyata masih mengusung mesin yang sama dengan M3. Dapur pacu V6 ini memiliki kapasitas 3.0 liter twin turbo sebagai pengganti mesin lawas delapan silinder dengan kapasitas 4.0 liter. Meski di atas kertas orang bakal berpikir bahwa penggantian mesin ini seolah merupakan downgrade namun nyatanya performa BMW M4 justru meningkat.
Melihat dari desainnya saja pasti sebagian besar orang langsung membayangkan bahwa di balik kap mesin M4 tersembunyi dapur pacu bak monster yang tak mudah ditaklukan. Desain moncong depan berkombinasi dengan body kit seketika membedakan M4 dengan BMW Seris 4 yang lain.
Kesan sporti ini tak hanya terbatas di bagian luar, sebab interior BMW M4 pun memancarkan aura yang sama. Tengok saja misalnya desain tuas transmisi, desain jok serta lingkar kemudinya. Dibandingkan para kompetitor sekelas kabinnya pun tampak lebih modern apalagi setelah ditambah dengan layar monitor berukuran 8.8 inch di dashboard bagian tengah.
Tentu saja semua itu tidak banyak berarti jika dapur pacunya sendiri tidak mampu memenuhi ekspektasi. Perubahan dari mesin V8 ke V6 memang hanya meningkatkan daya maksimumnya menjadi 431 PS yang artinya hanya meningkat sekitar 10.9 PS dibanding versi V8 nya. Namun yang menjadi sorotan justru torsi maksimum yang semula “hanya” 400 Nm kini membengkak menjadi 550 Nm.
Perbedaan ini bukan hanya terasa signifikan namun juga mendekatkan torsi BMW M4 dengan kompetitornya Mercedez C63 AMG yang memiliki torsi maksimum 600 Nm.
Di atas kertas memang torsi maksimum M4 masih di bawah C63 AMG, namun berkat bantuan launch control ternyata akselerasi BMW M4 sedikit lebih cepat dibanding C63 AMG.
Sejauh ini baru keunggulan BMW M4 yang dibahas, bagaimana dengan kelemahan BMW M4? Entah kelemahan atau bukan namun rasa-rasanya sebagian besar konsumen akan merasa sedikit kecewa dengan suara knalpot M4 yang sudah pasti tidak semantap suara mesin V8. Output mesin bisa diatasi, namun suara mesin tidak bisa dibohongi. Kasusnya mirip dengan kekecewaan penonton Formula 1 pasca regulasi yang baru di musim 2014 ini.
Tampaknya suka tidak suka peralihan semacam ini tidak bisa dihindari, setidaknya pada BMW M4 meski menggunakan mesin Turbo namun gejala turbo lag nyaris tidak terasa berkat rekayasa mekanik elektronik yang dilakukan oleh para insinyur BMW. Jika di awal mesin M4 diibaratkan sebagai monster maka mungkin ini adalah monster yang sudah berhasil dijinakkan.
Kualitas riding serta handling-nya sendiri terasa nyaman di jalan raya dengan karakter yang tak beda dengan BMW Seri 4 lainnya. Sementara dibandingkan BMW M3 rasa-rasanya tak banyak perbedaan selain pintu belakang. Meski tak tampak ada perbedaan namun ternyata lokasi produksi M3 dan M4 terpisah. BMW M3 diproduksi bersama BMW Seri 3 lainnya di Regensburg sementara BMW M4 diproduksi bersama dengan BMW Seri 4 lainnya di Munich.
Harga BMW M4 di Indonesia menurut pricelist yang didapat dari BMW Indonesia adalah Rp 1.8 M sementara M3 saat ini dibanderol Rp 1.7 M.