Harga Suzuki APV memang cukup menggoda mengingat positioning-nya sebagai MPV multi fungsi sekaligus mempertimbangkan daya angkut yang cukup besar. Baru-baru ini bahkan PT. SIS memperkenalkan tipe terbaru Suzuki APV Luxury dengan harapan mendongkrak ketertarikan calon konsumen dan tentu saja angka penjualan APV sendiri. Untuk ukuran sebuah mobil niaga multi fungsi memang Suzuki APV adalah yang paling nyaman di kelasnya.
Harga Suzuki APV terbaru ternyata juga tidak termasuk mahal, sebab tipe tertingginya saja dibanderol Rp 209 juta sudah mengusung transmisi matik berikut velg dengan ukuran 17 inch. Harus diakui bahwa Suzuki cukup sukses melakukan transformasi pada Suzuki APV yang sejatinya adalah sebuah van menjadi MPV dikampanyekan sebagai mobil keluarga. Bahkan meski berupaya keras membentuk persepsi konsumen bahwa APV adalah mobil berkelas namun pihak pabrikan tetap berhati-hati dalam melakukan penetapan harga Suzuki APV.
Tak banyak berbeda dengan Suzuki APV yang sudah ada sebelumnya, hal paling menonjol dari mobil besutan Suzuki ini adalah tingginya yang melebihi ketinggian rata-rata MPV. Di sini terlihat bagaimana wujud asilnya sebagai sebuah van niaga tetap tak bisa disembunyikan. Sayangnya dimensi yang tinggi ini membawa konsekuensi munculnya gejala limbung saat keluar masuk tikungan.
Sejujurnya selain kampanye pemasaran yang dilakukan oleh departemen pemasaran Suzuki, tidak ada upaya serius untuk menutupi citra Suzuki APV dari sebuah van niaga yang fungsi utamanya untuk mengangkut barang menjadi sebuah MPV dengan fungsi utama mengangkut penumpang. Setidaknya pada bagian depan Suzuki APV New Luxury sudah lebih mampu menutupi kesan mobil niaga dibandingkan tipe yang lain.
Sedangkan di bagian samping bukan saja kesan sebagai mobil niaga masih terang-terangan kentara namun juga ketiadaan sliding doors bahkan hingga tipe Suzuki APV New Luxury membuatnya tak cukup ramah sebagai mobil keluarga. Bagian buritan dari sisi desain merupakan nilai minus mengingat PT. SIS memasarkannya sebagai MPV apalagi dengan embel-embel “gaya, mewah dan sporti”. Namun pada sisi lain keuntungannya adalah proses memasukkan barang menjadi mudah karena akses yang luas.
Masuk ke dalam kabin Suzuki APV bagaikan mendaki bukit karena memang cukup tinggi, lagi-lagi kondisi ini terasa kontradiktif dengan upaya Suzuki membentuk persepsi bahwa Suzuki APV adalah MPV. Anak-anak hampir selalu membutuhkan bantuan orang dewasa ketika hendak naik atau turun, demikian pula dengan wanita yang mengenakan rok atau mereka yang sudah lanjut usia.
Beruntung bahwa setelah sampai ke dalam kabinnya Suzuki APV mampu memberikan kenyamanan yang cukup layak untuk mobil sekelas ini. Pengemudi mendapat pandangan luas karena posisi duduk yang tinggi, walau sebenarnya agak terasa terlalu tinggi. Lingkar kemudinya sendiri terasa pas dan relatif nyaman digenggam meski pada sisi lain kurang komunikatif.
Interior Suzuki APV New Luxury meski sedikit lebih nyaman dibandingkan kompetitor seperti Daihatsu Luxio maupun Nissan Evalia namun tetap terasa hambar, jauh dari janji kampanye pemasaran pabrikan yang menyebutnya sebagai MPV yang gaya dan mewah. Akomodasi adalah kelebihan utama di bagian interior Suzuki APV New Luxury dan tipe lainnya. Sayang, jok baris kedua yang tak bisa dilipat rata lantai sedikit terasa menyia-nyiakan potensinya dalam mengangkut lebih banyak barang. Selain itu sama seperti umumnya mobil Low MPV, penumpang di baris ketiga juga tidak cukup mendapatkan legroom. Sehingga untuk perjalanan jauh sangat tidak disarankan menempatkan penumpang di baris ketiga.
Secara menyeluruh interiornya layak diapresiasi, lebih baik dibanding Proton Exora namun tetap setara dengan mobil niaga buatan Suzuki lainnya seperti Suzuki Minibus Realvan.
Pada Suzuki APV New Luxury pun Suzuki masih mengandalkan dapur pacu G15A dengan kapasitas 1.5 liter. Saat mulai berakselerasi pengemudi seketika bakal menyadari bahwa dapur pacu ini sebenarnya tak cukup layak menanggung bobot Suzuki APV belum lagi jika memuat barang atau penumpang penuh.
Untuk kesekian kalinya fakta kembali membuktikan bahwa klaim Suzuki APV sebagai MPV mewah dan bergaya tidak terpenuhi. Suara berisik dari mesin merasuki kabin dengan cukup parah dan terasa makin mengganggu ketika digunakan untuk perjalanan jauh. Bahkan kondisi ini terjadi kala mobil hanya dijalankan dengan kecepatan konstan 60 km/jam.
Kombinasi antara dimensi yang tinggi dengan sasis yang sebenarnya diperuntukkan sebagai mobil niaga membuat kenyamanannya berkurang signifikan saat melintasi jalanan yang kurang baik atau polisi tidur.
Suzuki APV memang bukanlah mobil yang sempurna namun sekali lagi mempertimbangkan harga Suzuki APV yang relatif murah rasanya jumlah uang yang dibayarkan terasa cukup layak. Justru yang sering menjadi masalah adalah kampanye pemasaran Suzuki sama halnya dengan Nissan dengan Nissan Evalia yang sejak awal mati-matian membentuk persepsi calon konsumen bahwa Suzuki APV sama halnya dengan Nissan Evalia adalah mobil keluarga bergengsi. Akibatnya ekspektasi konsumen pun cenderung melambung, padahal kenyataannya baik Suzuki APV maupun Nissan Evalia bahkan tak mampu memberikan kenyamanan layak ala MPV sesungguhnya.
