Peugeot 306 di Indonesia memiliki sejarah yang cukup panjang bahkan sampai hari ini. Sama halnya seperti mobil buatan Eropa, mobil buatan Perancis ini pun terkenal dengan kenyamanan meski pada sisi lain kelemahan Peugeot 306 sama seperti mobil Eropa lain yang udah berumur yaitu perawatan yang tak semudah mobil buatan Jepang. Namun bagi kolektor dan pemiliknya kondisi ini sudah dianggap lumrah dan bahkan menjadi tantangan tersendiri.
Peugeot 306 pertama kali dirilis sekitar tahun 1994 dan kala itu popularitasnya meledak dengan cukup cepat. Salah satu faktor kesuksesannya adalah kondisi dimana saat itu masih langka ditemukan mobil buatan Eropa dengan ukuran kompak. Dimensi yang kecil, kenyamanan ala mobil Eropa serta handling lincah merupakan beberapa keunggulan Peugeot 306 di mata konsumen saat itu.
Mobil ini sendiri hadir dalam wujud sedan maupun hatchback, strategi ini selanjutnya diadopsi oleh pabrikan Jepang hingga saat ini sebagaimana bisa dilihat pada Toyota Yaris-Toyota Vios, Honda Jazz-Honda City dan masih banyak lagi.
Di pasar global Peugeot 306 pertama kali muncul lewat tipe XR yang hanya memiliki tiga pintu sebelum pada akhirnya disusul dengan tipe XT sebagai mobil hatchback lima pintu. Peugeot 306 sedan sendiri baru diperkenalkan pada tahun 1995.
Peugeot 306 tipe XR dan XT memiliki spesifikasi teknis dan tampilan yang identik satu sama lain. Satu-satunya yang membedakan adalah jumlah pintu yang tersedia. Kala itu kedua mobil Peugeot ini mengusung mesin aluminium dengan kapasitas 1.8 liter yang mampu menghasilkan daya maksimum 104.7 PS pada putaran 6000 rpm dan torsi 160 Nm yang didapat pada putaran mesin cukup rendah yaitu 3000 rpm. Karakter mesinnya responsif dan menjadikannya ideal digunakan di dalam kota.
Output mesin pada Peugeot 306 disalurkan oleh transmisi manual lima kecepatan dan transmisi matic empat kecepatan ke kedua roda di bagian depan seperti umumnya mobil hatchback sampai hari ini.
Dengan bobot tak lebih dari 1100 kg mesin 1.8 liter tersebut mampu membawa Peugeot 306 berakselerasi dari 0-100 km/jam hanya dalam tempo 12 detik saja. Sayangnya akselerasi Peugeot 306 matic sekitar dua detik lebih lambat dari versi manualya.
Performa handling serta riding ditangani oleh suspensi MacPherson di bagian depan dan torsion bar independent di bagian belakang yang menjalankan tugasnya dengan sangat baik untuk ukuran sebuah mobil kala itu. Namun rahasia kelebihan Peugeot 306 sesungguhnya di sektor ini adalah suspensi yang lebih panjang dibanding mobil lain sekelasnya sehingga meski handling-nya baik namun kenyamanannya juga tidak begitu saja dikorbankan.
Sementara umumnya para kompetitor mengejar performa handling dengan setting suspensi yang lebih keras, konsekuensinya kenyamanan dikorbankan.
Selain itu setir model rack-and-pinion-nya memiliki bobot yang terasa pas sehingga pengemudi pun mendapat feedback sempurna.
Pada tipe terendahnya pun Peugeot 306 sudah dilengkapi dengan power window, adjustable steering column, central lock serta wiper belakang yang tentu saja masih merupakan kemewahan di pertengahan tahun 90-an. Namun kala itu sistem keselamatan seperti air bags dan ABS masih belum menjadi fitur standar.
Pada perkembangannya pihak pabrikan kemudian menambahkan tipe baru melengkapi keluarga Peugeot 306 dengan mengusung mesin 2.0 liter twin-cam yang dicomot dari saudaranya Peugeot 405. Output yang dihasilkan oleh mesin ini tentu lebih meyakinkan dibanding versi standar dengan 156.4 PS dan 193 Nm. Hasilnya akselerasi 0-100 km/jam ditempuh dalam waktu 9,2 detik.
Tipe yang dikenal dengan Peugeot 306 S16 ini sudah dilengkapi dengan ABS, AC dan sunroof meski transmisinya hanya tersedia dalam mode manual.
Lompatan paling signifikan dalam sejarah Peugeot 306 terjadi pada tahun 1997 dimana pihak pabrikan merilis Peugeot 306 terbaru dengan mesin 1.8 liter yang menghasilkan daya maksimum 115.6 PS dan 158 Nm yang menjadikan mobil hatchback legendaris buatan Peugeot ini terasa makin lincah dan bertenaga.
Peugeot 306 keluaran 1997 ke atas adalah model yang paling banyak diincar di pasaran hingga hari ini. Selain relatif lebih muda usianya dibanding yang lain juga dilatarbelakangi oleh spesifikasi serta fitur yang diusungnya.
Pada dasarnya hingga saat ini pun mobil ini masih termasuk handal dengan catatan terawat baik.
Pada model yang diproduksi sebelum tahun 1997 kelemahan Peugeot 306 yang sering ditemukan adalah konsumsi oli yang sering terasa boros serta rattling yang kerap muncul dari piston. Kala itu pihak pabrikan sendiri mempersilakan pemilik Peugeot 306 untuk membawa kembali mobilnya ke bengkel resmi untuk mendapat perbaikan secara cuma-cuma namun sayangnya tidak semua pemilik kala itu melakukannya. Di sini calon konsumen harus berhati-hati terhadap catatan perawatan karena berpengaruh signifikan terhadap nila jual Peugeot 306 di pasaran mobil bekas.
Sementara itu keluhan luar biasa terhadap Peugeot 306 versi twin-cam lebih jarang ditemui hingga hari ini dibanding versi single-cam nya. Namun demikian yang patut diwaspadai baik pada versi single maupun twin cam adalah timing belt yang wajib diganti pada KM 80.000 atau empat tahun. Jika pemilik lama tidak melakukan penggantian tepat waktu lebih baik batalkan transaksi, sebab kelalaian ini umumnya menyebabkan kerusakan mesin yang parah.
Kelemahan Peugeot 306 lainnya yang sebenarnya umum untuk mobil bekas buatan Eropa adalah harga rem cakram depan yang sangat mahal. Dan sayangnya cakram depan pada Peugeot 306 relatif cepat aus dibanding mobil lain di usia yang sama.
Karat dan keropos juga banyak dikeluhkan pada Peugeot 306 keluaran awal dan lebih jarang ditemukan pada produksi tahun 1997 ke atas karena sudah dilapisi waterproof.
Di sektor transmisi sendiri hingga sekarang tak ada keluhan berarti dari para pemilik kecuali pedal kopling yang relatif keras seperti umumnya mobil buatan Eropa seperti BMW 318i M40. Jadi kalau Anda mempertimbangkan mobil yang akan digunakan bergantian dengan istri lebih baik lupakan Peugeot 306.
Performa mesinnya sendiri hanya masuk dalam kategori rata-rata jika dibanding kompetitor sekelas dan se usia. Hanya saja kualitas handling dan riding Peugeot 306 tetap yang terbaik dibandingkan dengan semua rival yang ada. Rival Peugeot 306 yang juga masih populer hingga saat ini adalah Toyota Corolla dan Mazda 323.
Pada akhirnya selama Anda mau bersabar dalam berburu Peugeot 306 dengan kondisi baik, siap menghadapi kelemahan Peugeot 306, tidak keberatan dengan harga jual kembali yang rendah, termasuk harga suku cadang dan ongkos service yang mahal rasanya mobil ini masih sangat layak untuk dimiliki.