BMW 320i sejauh ini merupakan benchmark di entry level premium sedan, di kelas yang sama ada beberapa pemain kuat lain seperti Mercedes C-Class, Audi A4 dan satu-satunya wakil dari Asia adalah Lexus IS. Perbandingan BMW 320i dengan Mercedes C-Class dan Audi A4 sudah sering diulas, namun bagaimana dengan Lexus IS?
Pihak Toyota sendiri secara terus terang mengakui bahwa BMW 320i merupakan benchmark mereka ketika mendesain dan mengembangkan Lexus IS. Namun tentu yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah sedekat apakah kemudian jarak antara keduanya setelah Lexus menggunakan 320i sebagai benchmark-nya?
Saya sempat melakukan komparasi antara BMW 320i tipe Sport mewakili BMW sementara mobil Lexus IS 250 F Sport mewakili Lexus. Dua varian dari masing-masing pabrikan ini mengusung spesifikasi dan fitur yang cukup seimbang. Menariknya selisih harga jual kedua mobil ini cukup jauh. Sementara BMW 320i Sport hanya dibanderol Rp 599 juta harga Lexus IS 250 F Sport mencapai Rp 950 juta. Tentu selisih harga yang sangat besar ini membuat banyak calon konsumen bertanya-tanya apakah performa yang ditawarkan mampu menjustifikasi harga mobil Lexus?
Dan faktanya selisih harga yang cukup besar antara 320i dengan IS 250 bukan semata-mata kebijakan Lexus Indonesia sebab di beberapa negara lain pun kondisinya juga persis sama.
Sudah barang tentu melihat harga mobil Lexus yang sedemikian mahal setidaknya menggambarkan tingkat kepercayaan diri pihak pabrikan tersebut, namun membandingkan performa sesungguhnya terutama dari kacamata pemilik yang sekaligus pengemudi selalu merupakan hal yang menarik. Karenanya pada artikel kali ini secara khusus mempersembahkan komparasi mobil Lexus IS 250 F Sport vs. BMW 320i Sport.
Adu Performa Lexus IS 250 F Sport vs. BMW 320i Sport
Di atas kertas spesifikasi mesin Lexus IS 250 F Sport dengan kapasitas 2.5 liter V6 tampak lebih unggul dibanding BMW 320i yang hanya mengusung mesin empat silinder 2.0 liter. Pada prakteknya memang mobil Lexus mampu menghasilkan tenaga maksimal lebih besar yaitu 208 PS dimana BMW 320i “hanya” 184 PS.
Namun jangan lupa bahwa BMW sudah menggunakan mesin turbo, sementara Lexus masih bertahan dengan mesin non turbo, hasilnya torsi Lexus hanya 252 Nm maka mesinnya terasa kurang responsif terutama pada tarikan awal. Sebaliknya BMW dengan 270 NM terasa tenaganya terus mengisi sejak putaran bawah dan terus merata hingga ke putaran atas. Dari sisi pengemudi jelas bahwa mobil BMW 320i lebih menyenangkan untuk dikemudikan ketimbang Lexus IS.
Bicara soal keasyikan mengemudi Lexus IS 250 F Sport sendiri bukannya tidak punya keunggulan, sebab desain lubang pembuangan mobil Lexus ini dirancang sedemikian rupa sehingga sejak putaran 4000 rpm suaranya terdengar sangat mantap dan seolah memacu adrenalin pengemudi untuk terus menginjak pedal gas sedan mewah bermerek Lexus ini.
Sisi negatifnya suara berisik dan getaran bakal terasa dalam kabin Lexus IS 250 F Sport. BMW 320i sendiri bukannya tidak bermasalah dengan suara bising di dalam kabin. Penggunaan run-flat-tyres dan desain spion samping pada 320i turut menyumbang suara yang kurang menyenangkan di dalam kabin BMW. Meski demikian baik pada Lexus maupun BMW tingkat kebisingan di dalam kabin tersebut masih dalam tahap wajar lebih-lebih jika Anda membandingkannya dengan mobil yang harganya lebih murah.
Untuk kinerja suspensi BMW 320i tak terasa lebih nyaman ketimbang Lexus IS 250 F Sport terutama ketika dikemudikan pada kecepatan rendah. Namun sebagai kompensasinya Lexus IS 250 F Sport lebih banyak mengalami gejala limbung ketika melibas tikungan dalam kecepatan tinggi.
Lexus IS 250 F Sport sudah dilengkapi dengan adaptive dampers sementara pada BMW 3201 tipe Sport fitur tersebut merupakan fitur opsional. Dalam kondisi keduanya menggunakan adaptive dampers lagi-lagi BMW 320i menunjukkan performa yang lebih baik. Adaptive dampers tak banyak memberikan perubahan yang berarti terhadap mobil Lexus, sebaliknya pada mobil BMW cukup diset pada mode ‘NORMAL’ dan pengemudi BMW sudah bisa merasakan perbedaan yang signifikan pada berbagai kondisi jalan yang dilalui.
Sasis BMW 320i juga terasa dirancang lebih baik ketimbang Lexus IS yang banyak mengalami gejala understeer ketika dikemudikan dengan agresif, dan bukan itu saja kelemahan mobil Lexus IS di tangan pengemudi agresif, suara yang kerap muncul dari setir juga terasa cukup mengganggu.
Bukan bermaksud berpihak pada BMW namun saya kembali harus menyebut bahwa sama halnya dengan BMW Series 3 lainnya setir 320i terasa lebih komunikatif,lebih ringan serta memiliki feedback yang lebih baik ketimbang Lexus IS 250 F Sport.
Beralih ke kinerja transmisi, lagi-lagi kinerja transmisi matic delapan percepatan pada BMW 320i yang responsif meladeni kemauan mesin membuat saya harus kembali memberi nilai plus untuk BMW dibandingkan transmisi Lexus yang terkesan malas merespon kemauan mesin. Namun apakah situasi ini merupakan kelemahan mobil Lexus atau bukan rasanya bisa diperdebatkan karena masing-masing pengemudi memiliki preferensi yang berbeda. Beberapa pengemudi justru lebih menyukai karakter transmisi Lexus IS 250 F Sport ini ketimbang transmisi BMW 320i.
Untuk konsumsi BBM Lexus 250 F Sport dan konsumsi BBM BMW 320i Sport sendiri masing-masing pabrikan mengklaim angka 9,2 liter per 100 km untuk Lexus dan 6 liter per 100 km untuk BMW. Dalam prakteknya saya memperoleh angka 9,8 liter/100 km untuk Lexus IS dan 7,9 liter/100 km untuk BMW 320i.
Kabin Lexus IS 250 F Sport vs. BMW 320i Sport
Soal fitur dan kelengkapan di dalam kabin harus diakui bahwa generasi ketiga dari Lexus IS ini mengusung berbagai teknologi canggih serta kemewahan yang cukup menggoda terutama saat pertama kali masuk ke dalam kabinnya.
Keberadaan dual screen satnav, panel instumen TFT dan beberapa gimmick lainnya pada dashboard mobil Lexus menyiratkan kesan futuristik dan sporty jika dibandingkan dengan desain dashboard BMW 320i yang lebih konvensional. Walau demikian harus diakui bahwa bagi saya yang memang tidak akrab dengan mobil-mobil Lexus merasa kesulitan untuk memahami berbagai informasi yang ditampilkan di sana. Entah saya yang katrok karena sehari-hari hanya mengemudikan Nissan Grand Livina X-Gear atau memang informasi yang ditampilkan terlalu berlebihan silakan Anda menilainya sendiri.
Secara keseluruhan saya mengakui bahwa soal interior Lexus IS 250 F Sport menyajikan desain yang lebih baik ketimbang BMW 320i. Satu-satunya keunggulan BMW 320i di sektor interior atas Lexus IS adalah jok yang sedikit lebih suportif. Ronde kali ini jelas adalah milik Lexus.
Mengenai detil kabin BMW 320i sendiri sudah pernah dibahas tim Auto Jetho’s pada artikel sebelumnya di sini.
Siapakah Pemenang Akhir Perbandingan Lexus IS 250 F Sport vs. BMW 320i Sport?
Lexus IS 250 F Sport hadir dengan desain ekterior dan interior yang lebih menarik, dinamis, macho dan futuristis dibanding pendahulunya maupun rival-rival sekelasnya termasuk BMW 320i. Desain Lexus harus diakui merupakan keunggulan utama dari mobil Lexus IS terbaru yang menurut saya bakal menjadi selling point terpenting dibanding hal-hal lain yang ditawarkan olehnya.Sayangnya desain yang dinamis dan futuristis tersebut tidak tercermin pada performa mesin maupun handlingnya. Meski hadir dengan desain yang lebih konvensional dan mungkin bagi kelompok usia muda tidak tampak semenarik Lexus IS namun BMW 320i masih mampu membuktikan dirinya sebagai benchmark di kelas entry level premium sedan lewat performa yang ditawarkan.
Meski layak mendapat apresiasi atas kerja kerasnya namun Lexus harus mau mengakui bahwa mobil Lexus IS 250 F Sport belum mampu menyamai performa BMW 320i yang dijadikannya sebagai benchmark kala merancang dan mengembangkan seri IS.