Ketika bicara soal mobil keren tentu akan banyak sekali pendapat, sebab sama halnya dengan cantik atau cakep, baik atau buruk; semua orang memiliki persepsi yang berbeda-beda ketika bicara soal keren.
Meski demikian bukan berarti tidak ada faktor-faktor tertentu yang bisa diaplikasikan untuk menjadikan sebuah mobil menjadi keren. Mungkin tidak semua orang sepakat bahwa BMW, Mercedes atau Audi adalah merk-merk mobil keren, namun rasanya lebih dari 80% akan berpendapat bahwa ketiga merk mobil tersebut layak disebut mobil keren.
Faktanya menjadikan sebuah produk agar dianggap keren bukan hal yang mustahil, bahkan tidak jarang kejadian-kejadian yang tidak terencana bisa menjadikan sebuah produk termasuk mobil yang semula biasa-biasa saja menjadi sebuah produk atau mobil keren.
Anda tentu pernah mendengar merk sepatu “Hush Puppies” bukan? Tentu tidak sedikit dari Anda yang setuju mengkategorikan sepatu “Hush Puppies” sebagai sepatu keren.
Padahal sebenarnya sepatu “Hush Puppies” awalnya tidak pernah dianggap sebagai produk keren. Merk sepatu ini tadinya akrab dikenakan oleh orang-orang tua yang butuh sepatu awet namun murah.
Tingkat penjualan “Hush Puppies” kala itu juga tidak terlalu baik hingga perusahaan induknya berencana mematikan merk ini. Namun secara tidak sengaja anak-anak muda yang tergolong “gaul” dan hobi clubbing mulai mengenakan sepatu ini.
Hanya oleh karena beberapa anak muda yang “dianggap keren” ini akhirnya melalui promosi dari mulut ke mulut “Hush Puppies” menjadi populer dikalangan anak muda.
Itulah “faktor X” yang menjadikan sebuah produk menjadi keren. Bukan karena iklan, bukan karena strategi dan taktik pemasaran tertentu namun karena secara tidak sengaja orang-orang yang dianggap keren menggunakan produk tersebut maka serta merta produk tersebut menjadi keren.
Hal yang sama bisa berlaku pada sebuah mobil. Maka tak mengherankan jika mobil yang sama di negara yang berbeda bisa dipersepsi secara berbeda pula.
Toyota Camry misalnya di Indonesia dianggap sebagai mobil mewah, bahkan saya ingat dalam sebuah acara yang mengundang seorang pejabat untuk menjadi pembicara yang bersangkutan terus terang menyebut bahwa ia hanya mau datang kalau dijemput dengan Toyota Camry.
Padahal di belahan negara lain Toyota Camry identik dengan mobil para pensiunan, kenapa? Karena harganya di sana terbilang murah, biaya perawatan rendah dan reliable.
Mobil SUV dan Ute (pickup) seperti Mitsubishi Pajero Sport, Chevrolet Captiva, Nissan Navara, Nissan X-Trail dan sebagainya di Indonesia terbilang mobil mewah. Sementara di Australia mobil-mobil ini hanya digunakan oleh para “tradies” (buruh bangunan) atau pekerja kasar.
Lexus meski termasuk mobil mewah namun selama ini masih dipandang sebelah mata karena ada pandangan yang menilai bahwa Lexus hanya dibeli oleh mereka yang berharap memiliki Mercedes, BMW atau Audi namun tidak cukup uang untuk membeli mobil baru dari merk-merk tersebut. Meski Lexus IS sebenarnya jauh lebih menarik dibanding Audi A4 misalnya, menurut saya secara pribadi.
Namun baru-baru ini Jeremy Clarkson sang presenter Top Gear menyebut bahwa Lexus LFA adalah mobil terbaik yang pernah ia kemudikan.
Bukan tidak mungkin pernyataan Jeremy Clarkson bakal mengubah pandangan masyarakat mengenai Lexus dan terjadi efek yang sama sebagaimana dialami oleh merk sepatu “Hush Puppies”.
Sumber gambar:BubbleNews
Sumber gambar:BubbleNews