Honda HR-V yang belum lama ini dirilis resmi di Indonesia dan sebagian bahkan sudah sampai di tangan pemiliknya menjadi salah satu kandidat penguasa kategori mini crossover din Tanah Air. Popularitas mini crossover sendiri bukan hanya merupakan fenomena yang terjadi di Indonesia dan negara-negara tetangganya namun terjadi hampir di semua pasar di berbagai belahan bumi. Karenanya tak perlu heran jika hampir semua pabrikan mencoba menggelontorkan produknya di kategori ini mulai dari yang banderolnya relatif terjangkau hingga premium seperti Lexus NX.
Honda HR-V yang di Jepang dipasarkan dengan nama Honda Vezel sendiri termasuk salah satu yang mencoba memanfaatkan momentum serta fenomena popularitas mini crossover. Konsumen sendiri tampaknya sudah tak lagi puas dengan mobil hatchback sebagai city car karena posisi dudukannya dirasa tidak ideal untuk kondisi di dalam kota. Namun pada saat yang sama mereka pun tak menghendaki mobil dengan dimensi besar yang bakal menyusahkan kala harus bermanuver di tengah padatnya lalu lintas dalam kota atau berburu ruang di area parkir. Di sinilah produsen otomotif menangkap peluang yang kemudian berlanjut dengan dirilsnya mini crossover dari berbagai merek tersebut.
Sebagian besar mini crossover yang beredar di pasaran saat ini juga tidak membutuhkan investasi besar dari sisi produsen. Pasalnya mereka sekedar melakukan sedikit ubahan pada mobil hatchback yang telah dimiliki agar memenuhi syarat sebagai SUV sekalipun umumnya juga tak memiliki kemampuan untuk menaklukkan medan berat. Dan Honda HR-V adalah salah satunya.
Honda HR-V dibangun dengan basis yang sama Honda Jazz dan Honda City. Dari sisi bisnis jelas pihak Honda layak diacungi jempol, sebab dengan satu cetak biru saja sudah bisa dikembangkan menjadi tiga mobil dengan kategori berbeda masing-masing adalah hatchback, sedan dan SUV. Sekalipun menggunakan platform sama namun harga Honda HR-V dibanderol lebih mahal ketimbang dua saudara sekandungnya itu. Lagi-lagi acungan jempol pantas dialamatkan kepada pabrikan berlogo huruf “H” tersebut.
Sebagian besar konsumen yang membeli Honda HR-V bagaimanapun merasa bahwa harga yang dipatok cukup wajar meski harga Honda HR-V 1.8 L Prestige misalnya saat ini mencapai Rp 358 juta, sedangkan tipe tertinggi Honda City (ES CVT) sudah bisa diboyong hanya dengan mahar Rp 330 juta, bahkan dengan uang sejumlah Rp 268 juta konsumen sudah bisa menebus Honda Jazz RS Black Top Limited Edition.
Sebenarnya keyakinan dari sisi konsumen juga tidak bisa disalahkan, sebab meski ketiganya berbagi platform namun Honda HR-V memang sepenuhnya tampak berbeda dari Honda City maupun Honda Jazz baik dari sisi eksterior maupun interior. Dan pula jika konsumen memilih Honda HR-V 1.8L Prestige, dapur pacu yang diusungnya pun sama sekali berbeda dengan kedua saudara kandung yang dimensinya lebih kecil tersebut.
Di Indonesia, PT HPM sendiri saat ini menyediakan Honda HR-V dalam lima tipe yaitu A MT, S MT, S AT, E dan Prestige. Meski hanya tipe Prestige satu-satunya yang menggendong mesin 1.8 liter namun hampir semua tipe yang ditawarkan sudah mengusung fitur serta kelengkapan yang relatif komplet. Kecuali Honda HR-V A MT yang memang serba kopong.
Pabrikan Honda sebenarnya mengalami kondisi bisnis yang kurang menguntungkan sejak sekitar tahun 2008 bersamaan dengan krisis keuangan global yang terjadi pada masa tersebut. Semenjak itu Honda dipaksa memangkas biaya produksi dengan mengalihkan proses produksinya ke negara-negara Dunia Ketiga seperti Indonesia dan Thailand. Semenjak saat itu pula kualitas mobil buatan Honda merosot signifikan dibanding ketika masih diproduksi di Jepang.
Walau demikian para petinggi Honda tampak masih belum bisa menerima kenyataan bahwa kualitas produk mereka sudah jauh menurun, karenanya dengan percaya diri mereka tetap mematok harga premium untuk mobil-mobil buatannya. Honda Jazz, Honda Brio dan Honda Mobilio adalah dua di antara bukti-bukti yang ada, bahkan Honda CR-V pun di luar Asia Tenggara juga dianggap sebagai mobil kelas dua dibanding rival-rival sekelasnya seperti Mazda CX-5.
Kepercayaan konsumen terhadap produk Honda di emerging markets memang masih relatif tinggi, namun tidak demikian kondisinya di negara-negara maju di benua Eropa, Australia dan tentu saja AS. Tak heran jika penjualan Honda CR-V di luar emerging markets sedemikian jeblok sehingga pihak pabrikan harus bekerja keras memulihkan reputasi serta angka penjualan mereka.
Lantas bagaimana dengan Honda HR-V? Masih terlalu dini untuk memberikan penilaian terhadap mobil yang masih seumur jagung ini. Namun demikian sejauh ini kualitasnya tampak menjanjikan. Interior Honda HR-V misalnya bukan sekedar lega untuk ukuran SUV di kelas ini namun juga menggunakan material baik serta sentuhan finishing yang relatif rapih.
Di balik kemudi, bobot lingkar kemudinya juga terasa berimbang sehingga membuat pengemudi lebih tenang. Dan sekalipun menggunakan CVT pada tipe AT namun tidak membuat mesin berteriak atau lamban merespon seperti kebanyakan CVT pada mobil-mobil lain.
Kualitas riding juga terbilang baik karena suspensi maupun bannya terbukti mampu meredam goncangan dengan baik pula.
Sejujurnya tak banyak cela yang layak dialamatkan kepada Honda HR-V bahkan bagi mereka yang anti terhadap merek Honda sekalipun.
Ada beberapa hal yang masih perlu ditingkatkan jika Honda ingin menempatkan HR-V sebagai salah satu unggulan di kelasnya seperti dashboard plastik yang minim soft-pad serta posisi duduk pengemudi yang flat.
| No. | Model | Harga * |
| 1. | Honda HR-V 1.5L A MT | Rp. 246.000.000 |
| 2. | Honda HR-V 1.5L S MT | Rp. 260.000.000 |
| 3. | Honda HR-V 1.5L S CVT | Rp. 270.000.000 |
| 4. | Honda HR-V 1.5L E CVT | Rp. 291.000.000 |
| 5. | Honda HR-V 1.8L Prestige CVT | Rp. 358.000.000 |
Namun demikian seperti sudah disebut bahwa secara keseluruhan Honda HR-V memang layak diapresiasi. Mini SUV terbaru keluaran Honda ini sudah bisa ditebus mulai Rp 246 juta untuk tipe A MT dengan mesin 1.5 L, namun kelengkapan yang diusung tipe termurah ini terasa sangat minim. Sedangkan harga Honda HR-V tipe termahal yang saat ini masih didiami oleh tipe Prestige dibanderol Rp 358 juta.
