Tesla Model S dijadwalkan masuk ke Indonesia pada bulan Januari 2015. Hal tersebut dibenarkan oleh Prestige Image Motorcars kepada sebuah media lokal belum lama ini. Siapakah sebenarnya Tesla dan seperti apakah Tesla Model S yang bakal masuk ke Indonesia tersebut?
Tesla Motors mulai memasuki industri mobil listrik sekitar tahun 2006 lalu secara diam-diam. Mobil listrik pertama yang mereka rilis untuk pasar Amerika Serikat pada saat ini merupakan hasil modifikasi dari Lotus Elise. Semenjak saat itu Tesla melakukan pengembangan dan investasi secara besar-besaran untuk memperluas produksi dan pasar mereka yang dengan cukup cepat diterima oleh konsumen di Amerika Serikat dan Eropa. Daftar pre-order mobil-mobil buatan Tesla selalu panjang di kedua pasa tersebut.
Tesla Model S yang akan masuk di Indonesia sendiri merupakan salah satu mobil terbaru mereka. Tesla Model S tersedia dalam beberapa tipe mulai dari Tesla Model S 60 hingga Tesla Model S P85 yang diposisikan setara dengan mobil-mobil mewah seperti Mercedes E 63 AMG dan BMW M5. Meski belum jelas tipe mana yang nantinya akan beredar di Indonesia namun tak ada salahnya mengenal beberapa tipe Tesla Model S tersebut.
Tesla Model S 60 dibekali dengan dapur pacu yang sanggup menghasilkan daya maksimum 306 PS dengan torsi 430 Nm. Akselerasi 0-100 km/jam menurut pihak pabrikan mampu diraih oleh Tesla Model S 60 dalam waktu 6.2 detik. Jika ditilik dari spesifikasinya maka tipe ini akan berhadapan dengan Mercedes E300 Bluetec, Infinity Q70 GT Premium Hybrid, BMW ActivHybrid 5 dan tentu saja Lexus GS 450h. Dibandingkan para kompetitornya itu harga Tesla Model S 60 jauh lebih murah, kecuali Infinity Q70. Karena itu tak mengherankan jika penjualan Tesla Model S 60 sejauh ini cukup menjajikan dan pihak pabrikan pun yakin akan potensinya di pasar-pasar yang baru akan dimasuki seperti Indonesia dan Australia.
Memang beberapa kompetitor yang disebut di atas juga menawarkan keunggulan dibanding Tesla Model S yang membuatnya layak dibanderol lebih mahal seperti misalnya performa mesin yang lebih baik. Namun yang perlu digarisbawahi adalah bahwa Tesla Model S merupakan satu-satunya mobil yang sama sekali tidak menggunakan bahan bakar bensin. Sementara para kompetitor yang disebut sesuai namanya “Hybrid” masih tetap menggunakan bahan bakar bensin di samping elektrik.
Pada satu sisi Tesla Model S yang sama sekali tidak dibantu oleh BBM jelas lebih ramah lingkungan dan lebih menarik bagi konsumen di negara maju yang umumnya peduli terhadap isu lingkungan. Namun pada sisi lain kelemahannya adalah mobil ini hanya sanggup menempuh jarak maksimal 390 km. Sementara para kompetitornya rata-rata mampu menempuh jarak hingga 1000 km.
Bagaimana dengan Tesla Model S P85 yang disetarakan dengan Mercedez $ 63 AMG dan BMW M5? Huruf “P” pada tipe ini menurut pihak produsen merupakan singkatan dari “Performance”, karenanya tak berlebihan jika konsumen memiliki ekspektasi lebih terhadap performa Tesla Model S P85 dibanding 60.
Dari sisi akselerasi Tesla Model S P85 sudah membuktikan itu, berkat dapur pacu yang mampu menghasilkan daya maksimum 422 PS dan torsi 600 Nm maka mobil ini hanya membutuhkan waktu 4.3 detik untuk berakselerasi 0-100 km/jam. Memang kedua kompetitor yang disebut di atas mampu mencatatkan angka lebih baik, namun lagi-lagi perlu diingat bahwa Mercedes dan BMW didukung oleh mesin V8.
Jarak tempuh yang sanggup dilahap oleh Tesla Model S P85 pun sedikit lebih baik dibandingkan Tesla Model S 60, yaitu 502 km. Lalu apa keunggulan Tesla Model S P85 dibanding E 63 AMG dan M5? Selain fakta bahwa Tesla Model S lebih ramah lingkungan hal lain yang bakal menarik minat calon konsumen tentu saja adalah harga. Harga Tesla Model S P85 setara dengan BMW M3, namun dari sisi performa layak disejajarkan dengan BMW M5.
Meski menyimpan banyak potensi dan tampak lebih ekonomis dibanding BMW, Mercedes, Infinity atau Lexus namun Tesla tetaplah Tesla. Artinya sisi kemewahan yang ditawarkan oleh BMW, Mercedes, Lexus dan Infinity tetap tak bisa disejajarkan dengan Tesla. Fitur-fitur seperti sensor parkir atau navigasi satelit saja belum menjadi aksesoris bawaan Tesla Model S, padahal pada kompetitor yang disebut fitur-fitur tersebut sudah menjadi standar berikut segudang fitur lainnya.
Ganjalan yang kedua tentu saja adalah fakta bahwa hingga saat ini mobil elektrik murni belum umum di Indonesia. Sekalipun pihak Prestige Image Motorcars menjanjikan layanan purna jual yang dikerjakan bersama rekanan dari Singapura namun rasanya butuh waktu panjang sebelum konsumen bisa menerima mobil elektrik.
Pada satu sisi kenaikan harga BBM yang makin hari makin terasa tampaknya merupakan celah menjanjikan yang bisa digarap oleh Tesla di Indonesia, namun pada sisi lain mengedukasi calon pelangan untuk mau menggunakan mobil listrik juga bukan perkara mudah. Kita tunggu saja bagiamana nantinya kiprah Tesla di Indonesia. Akankah mengalami penolakan pasar atau justru menjadi pelopor peralihan mobil berbahan bakar minyak ke mobil listrik?