Harga BMW 320i menurut pricelist yang didapat dari laman resmi BMW Indonesia dibuka diharga Rp 619 juta. Sementara harga Mercedes C200 yang tertera di laman resm Mercedez-Benz Indonesia dibanderol mulai Rp 609 juta. Artinya jika harga tersebut benar, di luar diskon, program promosi dan sebagainya maka harga Mercedes C200 sekitar Rp 10 juta lebih murah dibanding harga BMW 320i.
Harga BMW 320i dan Merceedes C200 memang berselisih lumayan, namun keduanya sama-sama pilihan terbaik di kelasnya. Fitur kedua mobil yang saling bersaing ini pun tidak jauh berbeda satu sama lain. Lantas pertanyaannya apakah cukup layak selisih harga Rp 10 juta yang membedakan antara harga C200 dengan harga BMW 320i?
Kedua luxury medium sedan itu sama-sama hadir dengan velg berukuran 18 inch dan desain yang atraktif. Fitur-fitur standar seperti dual-zone climate control, cruise control, push-button keyless start dan satellite navigation dengan USB, AUX-in, Bluetooth serta konektivitas audio ada pada keduanya. Pun tentu saja power window pada keempat jendelanya.
Fitur penunjang keselamatan seperti sensor parkir depan maupun belakang, sistem yang memberikan peringatan kala ada pengendara lain yang berada pada blind spot, auto parking dan sebagainya kurang lebih sama pula pada keduanya.
Bedanya jika pada BMW 320i pengemudi mendapatkan pandangan kamera dari keempat sisi sementara pada Mercedes C200 hanya pandangan dari sisi belakang saja. Kelebihan lain pada BMW 320i adalah fitur yang otomatis membuka kunci begitu sensor mendeteksi pengemudi membawa kunci sekalipun diletakkan di dalam kantong. Sementara pada C200 fitur ini tersedia sebagai opsional.
Masuk ke dalam interior Mercedes-Benz C200 pengemudi disuguhi oleh radio digital. Mobil ini juga dilengkapi dengan peringatan jika sensor mendeteksi bakal terjadi benturan dan kemudian akan secara otomatis mengaktivasi rem jika pengemudi terlambat menginjaknya. Sembilan airbag yang terletak di bagian depan, samping termasuk melindungi lutut pengemudi menjadi fitur keselamatan standar di dalamnya.
Dashboard yang diberi warna kombinasi black piano dan silver memberikan kesan seolah sedang berada di dalam kabin Mercedes S-Class.
Jika Mercedes C200 banyak mengadopsi dari mobil seri di atasnya, dalam hal ini S-Class. Sebaliknya justru BMW 320i banyak mengadopsi dari BMW Seri 1 yang notabene kelasnya lebih rendah. Selain desain dan tata letak, layar monitor 320i pun berukuran sama seperti BMW Seri 1 yang sudah pasti lebih kecil dibanding layar monitor milik C200.
Kompartemen dan glove box di dalam kabin BMW 320i bukan hanya lebih kecil dibanding C200 namun juga tidak diberi penutup sebaik rivalnya itu.
Sebaliknya sistem iDrive milik BMW bukan hanya lebih mudah digunakan namun juga lebih reliable dibandingkan sistem Command milik Mercedes yang untuk memilikinya saja harus mengeluarkan biaya ekstra karena dijual sebagai aksesoris opsional.
Pada kabin belakang Mercedes menyediakan legroom lebih baik ketimbang BMW namun sebaliknya headroom BMW lebih baik dibandingkan Mercedes.
Sementara untuk kapasitas bagasi meski desainnya tampak cukup berbeda namun keduanya menawarkan menawarkan volume yang sama yaitu 280 liter.
Pada sektor dapur pacu keduanya sama-sama menawarkan mesin 2.0 liter turbocharged. Baik dapur pacu BMW 320i maupun Mercedes C200 menghasilkan daya maksimum yang sama yaitu 183.5 PS. Namun torsi C200 yang 300 Nm sedikit lebih besar dibanding torsi 329i yang “hanya” 270 Nm.
Meski pada akselerasi 0-100 km keduanya mencatatkan waktu yang identik yaitu 7.3 detik namun kala dikendarai akselerasi Mercedes C200 terasa lebih ringan dan cepat dibandingkan BMW 320i. Suara mesin pada C200 juga terasa lebih mantap dan bulat dibanding 320i.
Keunggulan lain BMW 320i dibandingkan Mercedes C200 adalah transmisinya yang memiliki delapan kecepatan dimana Mercedes hanya memiliki tujuh kecepatan. Selain itu saat perpindahan gigi BMW 320i terasa lebih halus dengan tenaga yang tidak drop dibanding C200 yang kadang terasa terlambat.
Soal kualitas riding dan handling Mercedes C200 cukup mengensankan berkat kabin yang terasa sangat senyap meski suara angin yang berasal dari pintu merusak kesempurnaannya. Pada kabin BMW suara mesin dan ban lebih terasa namun tidak demikian dengan suara angin pada kecepatan tinggi.
Di jalan lurus BMW 320i terasa lebih stabil dibanding C200, namun suspensinya terasa lebih keras sehingga saat melewati permukaan yang kurang rata kenyamanan penumpang sedikit dikorbankan.
Sebaliknya Mercedes C200 memberikan kenyamanan lebih baik bagi penumpang saat melewati permukaan jalan kurang baik sekalipun.
Berkat bobot mobil yang lebih berat maka gejala body roll lebih minim dirasakan pada C200 ketimbang 320i. Fakta yang cukup mengecewakan mengingat selama ini BMW dipersepsikan lebih sporti dibanding Mercedes.
Terlepas dari kelebihan dan kekurang masing-masing, selisih harga sekitar Rp 10 juta rasa-rasanya cukup layak untuk menebus harga BMW 320i. Sebab sebagai mobil sedan mewah semestinya fitur-fitur yang ada pada 320i sudah semestinya menjadi standar dan bukan dijual sebagai opsional seperti pada C200.
Namun demikian di luar kelengkapan fitur tersebut Mercedes C200 terbukti memiliki lebih banyak keunggulan dibanding BMW 320i antara lain dari performa mesin, performa handling begitu pun dengan kualitas riding-nya. Jadi selama Anda tidak berkeberatan untuk membeli fitur-fitur opsional yang mestinya sudah menjadi fitur standar untuk mobil sekelas ini rasa-rasanya Mercedes C200 lebih layak dipertimbangkan.