Harga BMW 320i di Indonesia saat ini dibuka dengan tipe Sport dengan Rp 599 juta dan tipe Luxury Rp 649 juta. Lewat versi terbaru dari 320i ini pabrikan asal Bavaria tersebut menjanjikan perubahan dibanding versi sebelumnya. Salah satu yang paling kentara adalah dipensiunkannya mesin enam silinder yang merupakan ikon BMW dan diganti oleh mesin baru tipe empat silinder. Bagaimana performa dari mobil BMW terbaru ini? Kami sempat menjajal BMW 320i Sport dan berikut liputannya.
Mesin baru yang diusung oleh BMW 320i adalah tipe empat silinder turbocharged yang digunakan pula pada BMW 3 Series lainnya yaitu 316i. Dari suaranya saja kami sudah cukup terkesima dengan suara mesin yang mantap seolah menantang pengemudi untuk segera membawanya beradu kecepatan di jalanan. Penggunaan mesin empat silinder pada 320i sebenarnya sudah dimulai beberapa tahun sebelumnya, namun yang membedakan adalah pada tahun-tahun sebelumnya produsen otomotif asal Jerman itu menggunakan mesin empat silinder non turbo pada BMW 3 Series termasuk di antaranya BMW 320i.
Peningkatan Performa Mengkompensasi Harga BMW 320i
Dengan mesin empat silinder lawas 320i mencatatkan waktu 9,8 detik untuk melaju dari 0-100 km/jam, untuk banderol harga BMW 320i yang lebih dari setengah milyar jelas torehan waktu tersebut tak sebanding dengan harganya. Sebab mobil sedan lain merek Toyota dan Honda pun mampu mencatatkan angka yang sama untuk berakselerasi 0-100 km/jam tersebut.
Namun kini dengan turbocharger mesin BMW 320i yang memiliki torsi 270 Nm pada putaran mesin 1250-4500 rpm dan tenaga maksimal 135 kW pada 5000 rpm hasilnya akselerasi yang sama bisa dilakukan hanya dalam waktu 7,9 detik. Kompensasi yang cukup sepadan dengan harga BMW 320i terbaru ini.
Untuk konsumsi BBM BMW 320i sendiri pihak pabrikan mengklaim angka 6 liter untuk 100 km namun pada pengujian ini kami tak mampu menemukan angka itu. Catatan terbaik yang kami peroleh di balik kemudi mobil BMW ini adalah 10,2 liter per 100 km. Tidak terlalu buruk untuk sebuah sedan mewah berkarakter sport.
Sama seperti sedan diesel BMW 320d, 320i mengandalkan transmisi matic delapan percepatan yang berarti mengungguli rival-rivalnya seperti Lexus IS dengan enam kecepatan dan Mercedes C-Class dengan transmisi matic tujuh percepatan. Kinerja transmisinya sendiri sangat halus, responsif dan tanpa cacat meladeni permintaan mesin turbo empat silinder berkapasitas 1997 cc itu.
Penempatan rocker pada bagian konsol tengah juga memudahkan pengemudi ketika hendak memindahkan mode Eco Pro, Comfort, Sport atau Sport+
Pada mode Eco Pro sebagaimana bisa diduga karakter mesin menjadi tidak lagi responsif karena tujuan utamanya adalah menghemat bahan bakar. Menariknya pada mode ini pengemudi bisa memantau sebanyak apa bahan bakar yang sudah dihemat, bukan sekedar informatif namun juga cukup menghibur. Mode Comfort tak banyak berbeda dari Eco Pro, pada dasarnya kedua mode ini memaksa pengemudi untuk tidak menyetir secara agresif dan mempertahankan jalur atau garis ketika membelok.
Berpindah ke mode Sport Anda bisa mulai merasakan karakter asli dari mesin BMW 320i yang kaya torsi dan responsif untuk menghadapi lalu lintas stop and go yang akrab ketika berkendara di dalam kota. Sayangnya pada mode ini setir menjadi terasa lebih berat dan seolah menjadi penyangkalan bagi reputasi BMW yang terkenal menghasilkan mobil-mobil dengan handling yang ringan dan responsif.
Kabar buruknya BMW menyediakan variable ratio steering sebagai aksesoris opsional padahal rivalnya Mercedes C-Class sudah memasukkan fitur ini sebagai standar dan kinerjanya pun jauh lebih baik ketimbang fitur yang sama buatan BMW dimana konsumen harus mengeluarkan biaya tambahan untuk menikmatinya.
Namun kabar baik bagi calon peminang BMW 320i adalah keputusan pihak pabrikan untuk memasukkan adaptive dampers yang jauh lebih bermanfaat ketimbang variable ratio steering. Bahkan hingga kini pun masih jarang mobil merk lain yang menempatkannya sebagai fitur standar.
Sebagaimana sudah menjadi pengetahuan umum bahwa semua mobil BMW sejak beberapa tahun lalu sudah menggunakan run-flat-tyres sebagai kelengkapan standar. Dari sisi manfaat memang teknologi ini tak perlu diragukan, namun sayangnya teknologi ini juga memiliki sisi negatif yang mengurangi kenyamanan berkendara. Untuk mengatasinya maka para teknisi BMW mengakali dengan setting suspensi yang lebih lembut. Sayangnya solusi ini tidak mampu sepenuhnya mengembalikan kenyamanan pada BMW 320i. Nah di sinilah adaptive dampers memainkan perannya untuk menjustifikasi sisi lemah dari run-flat-tyres tersebut.
Meski demikian jika dibandingkan dengan Mercedes C-Class adaptive dampers pada 320i masih belum bisa membuatnya menyamai kenyamanansang rival. Namun di sisi lain BMW 320i menawarkan perfroma handling yang bukan hanya mengalahkan Mercedes C-Class namun juga Audi A4 Sedan dan Lexus IS sekaligus.
Sama seperti sang kakak BMW 5 Series, BMW 320i dan semua varian pada keluarga 3 Series memiliki desain sasis yang stabil namun sekaligus ringan. Hasilnya bermanuver dengan 320i terasa bak mengemudikan sebuah mobil sport yang lincah dan stabil.
Kabin Belum Mengkompensasi Harga BMW 320i
Kompensasi harga semestinya bukan hanya didapat dari dapur pacu dan handling BMW 320i, di bagian interior material kualitas tinggi serta desain yang memancarkan aura mewah memang sudah membuat pembeli mobil sedan mewah ini merasa tidak sia-sia membelanjakan uangnya. Namun ada beberapa detil yang patut dipertanyakan terkait kualitas dan kelengkapan interior BMW 320i.
Lucu rasanya melihat fitur seperti leather trim, ellectrically adjustable front seats dan dual-zone climate control (untuk yang dipasarkan di negara empat musim) sudah menjadi fitur standar namun justru satnav dan Bluetooth dijadikan aksesoris standar padahal sedan kelas menengah buatan Jepang pun sudah banyak yang memasukkannya sebagai perlengkapan standar.
Hal lain yang turut membuat kami bertanya-tanya dalam hati adalah meski lapisan kulit pada tuas transmisi terlihat jelas merupakan kulit berkualitas tinggi namun lapisan yang sama tidak digunakan pada lingkar kemudi dan jok. Sebaliknya kulit pelapis pada lingkar setir dan jok BMW 320i cenderung berkesan murahan, tidak buruk hanya saja sedikit mengecewakan untuk mobil sekelas BMW.
Di luar hal-hal negatif yang sudah disebutkan tersebut kami tak menemukan lagi kekurangan pada BMW 320i. Semua instrumen bukan hanya berfungsi dengan baik namun juga tertata dengan rapih dan mudah dijangkau. Ruang yang tersedia di kabin belakang pun lebih lega dibanding kompetitor sekelasnya sehingga penumpang di belakang bisa merasa lebih nyaman dan bergerak lebih leluasa.
Sampai detik ini kami masih menilai bahwa BMW 320i adalah pilihan terbaik di kelasnya, Mercedes C-Class, Lexus IS dan Audi A4 masih punya banyak pekerjaan rumah untuk bisa menyamai semua keunggulan yang ditawarkan oleh mobil BMW 320i.