Harga BMW X6 tipe xDrive35i yang merupakan satu-satunya tipe yang ada di Indonesia saat ini sudah hampir menyentuh Rp 1.8 M. Mobil BMW yang sarat kontroversi ini sendiri hadir dan diperkenalkan pertama kalinya pada tahun 2008 dengan desain yang memang tidak lumrah. Bahkan hingga kini pun masih banyak yang belum bisa menerima desain BMW X6 yang dianggap setengah SUV dan setengah sedan.
Meski demikian harga BMW X6 sendiri tak lantas menurun sebagai akibat dari kontroversi desainnya, sebab meski wujudnya tak lazim namun X6 terbukti mampu memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen. Penggemar SUV tak bisa menerima X6 sebagai sebuah SUV, sementara penggemar sedan dan mobil sport juga tak menganggap mobil BMW tersebut layak dikategorikan sebagai sedan maupun sport car. Lagi-lagi BMW selalu mampu membungkam berbagai kritikan dan kontroversi lewat performa di lapangan, itulah alasan harga BMW X6 relatif stabil hingga memasuki usianya yang ke enam ini.
Dibangun dengan platform BMW X5 hingga akhir tahun 2012 kemarin saja perusahaan asal Jerman itu sudah berhasil menjual sebanyak 150.000 unit BMW X6 di pasar global. Bahkan saking tingginya tingkat antusiasme konsumen maka pabrikan itu pun dengan percaya diri melahirkan seri M yang dikenal dengan BMW X6 M50d yang dibangun dengan berbagai masukan dari divisi M GmbH BMW.
Perkenalan saya dengan BMW X6 sendiri baru dimulai di Australia tahun lalu, dan semua itu diawali oleh rasa penasaran karena seorang teman menyebut X6 sebagai SUV yang kental akan faktor fun to drive. Kala itu “SUV” dan “fun to drive” bagi saya adalah dua hal yang terasa tak bakal bisa bersatu. Namun seperti sudah diduga keyakinan tersebut luntur seketika begitu berada di balik kemudi BMW X6.
Dari Balik Kemudi BMW X6
Di mata saya para pekerja BMW adalah orang-orang yang memiliki passion dan keseriusan terhadap pekerjaannya. Salah satu bukti keseriusan BMW dalam menggarap mobil buatannya adalah keengganan mereka untuk meninggalkan sistem penggerak roda belakang dan beralih menjadi mobil berpenggerak roda depan semata-mata untuk mengurangi biaya produksi namun sekaligus juga bakal mengurangi faktor fun to drive.
Itulah salah satu alasan hingga hari ini saya masih mengemudikan BMW X6 xDrive35i tahun 2009 yang merupakan kisah cinta pertama saya terhadap mobil BMW. xDrive35i mengandalkan mesin enam silinder twin turbo yang meski bagi beberapa orang terasa tidak praktis dijadikan kendaraan harian namun faktor fun to drive-lah yang menjadikan saya masih bertahan dengan BMW X6 tahun 2009 ini.
Mesin berkapasitas 3.0 liter yang menjadi andalan BMW X6 xDrive35i ini mampu menyemburkan tenaga maksimal 304 PS dengan torsi yang tak kurang dari 407 Nm. Tanpa mencobanya pun saya yakin Anda sudah bisa membayangkan seperti apa rasanya berada di sebuah mobil dengan spek seperti ini. Transmisinya sendiri merupakan transmisi matic delapan kecepatan yang menyalurkan tenaga mesin pada keempat roda yang memang untuk lini X6 BMW hanya menyediakan semua tipe yang ada dengan sistem penggerak empat roda.
Dan perlu dicatat bahwa BMW X6 xDrive35i yang juga adalah satu-satunya X6 yang beredar di Indonesia hanyalah versi termurah atau entry level di jajaran BMW X6. Bayangkan saja jika versi termurahnya saja sudah segarang ini seperti apa rasanya berada di balik kemudi tipe yang lebih mahal apa lagi X6 M50d yang sayangnya hingga saat ini saya masih belum berkesempatan untuk menjajalnya.
Meski performa mesinnya di atas kertas begitu menjanjikan namun transmisi matic enam percepatannya saat diposisikan ke mode Normal sendiri tak menunjukkan karakter asli dari mesin BMW X6 xDrive35i. Namun begitu berpindah ke mode Sport barulah karakter asli dari mesin X6 ini terasa luar biasa dan seolah tak mudah ditaklukkan ketika baru pertama kali berada di balik kemudinya. Meski menggunakan mesin Turbo namun gejala yang umum disebut sebagai turbo lag nyaris takkan Anda temukan ketika menginjak pedal gas, mesin terasa responsif dan langsung menjawab perintah pengemudi.
Akselerasi 0-100 km/jam sendiri bisa ditempuh oleh SUV BMW ini dalam waktu 6,3 detik, sementara jika kondisi jalanan memang memungkinkan Anda bisa meraih top speed 230 km/jam tanpa kesulitan dengan BMW X6.
Handling dan Interior BMW X6 xDrive35i
Dalam kondisi normal dalam arti tanpa modifikasi apapun handling BMW X6 xDrive35i sudah lebih dari cukup untuk sebagian besar pengemudi. Namun X6 yang saya kendarai sudah di upgrade dengan paket performa dari BMW yang meliputi upgrade suspensi, velg 20 inch berikut run-flat performance tyres yang sayangnya cukup berisik ketika dipacu pada kecepatan tinggi.
Selain itu di bagian interior juga dipercantik dengan nuansa serat karbon, sport seats serta desain lingkar kemudi yang lebih sporty ketimbang bawaannya.
Untuk ukuran sebuah mobil SUV BMW X6 minim gejala limbung yang umum dijumpai pada mobil-mobil berpostur jangkung, namun mengingat dimensinya yang memang cukup bongsor maka Anda tak bisa mengharapkan stabilitas layaknya sedan sport BMW meski sekilas desain X6 menyerupai sedan sport bertubuh super bongsor.
Untuk kabinnya sendiri ada banyak kemiripan dan bahkan menurut saya terlalu banyak kemiripan antara BMW X6 dengan X5. Memang X6 dibangun dengan platform BMW X5 namun untuk harga BMW X6 yang jauh lebih mahal ketimbang X5 saya rasa sewajarnya BMW memberikan desain interior yang lebih baik. Sekedar pembanding saja harga BMW X5 versi termurah saat ini dibuka di angka Rp 1.2 M sementara harga BMW X6 versi termurah sebagaimana sudah disebut sebelumnya tak kurang dari Rp 1.8 M. Bahkan di tipe yang lebih mahal yaitu BMW X6 xDrive50i meski baru sempat menengok kabinnya saja saya melihat kondisi interior yang juga masih kental kemiripannya dengan X5.
Di luar kesamaan dengan BMW X5 tersebut pada dasarnya tak ada kritikan yang perlu diberikan untuk kualitas kabin BMW X6, iDrive-nya sendiri memang tak sebaik yang dipasang pada BMW Series 7 namun untuk bisa dipahami mengingat harga dan segmennya yang memang berbeda.
Bagi penggemar audio mungkin kualitas audio yang dihasilkan oleh perangkat standar yang ditawarkan oleh BMW X6 jauh dari memuaskan. Namun bagi saya yang hanya menggunakan perangkat ini sekedar menikmati lagu di perjalanan dan bahkan seringkali sama sekali tidak mengaktifkannya rasanya kondisi ini tak menjadi soal. Sejujurnya saya sering heran dengan pengemudi yang memasang perangkat audio dengan suara yang bahkan terdengar dari luar mobil. Untuk siapa sebenarnya musik itu diputar? Toh selera musik tiap orang berbeda, jadi acapkali suara tersebut malah memberikan gangguan bagi orang di sekitarnya ketimbang memberi manfaat.
Penilaian Untuk BMW X6 xDrive35i
Tak bisa dipungkiri bahwa hingga kini BMW X6 masih sarat kontroversi terutama jika melihat desainnya. Namun harus pula diakui bahwa pabrikan asal Jerman tersebut cukup sukses memadukan dua hal yang selama ini dianggap bertolak belakang yaitu SUV dan mobil sport. Bagi kepala keluarga yang masih belum rela melepaskan diri dari mobil sport rasanya BMW X6 merupakan jawaban yang tepat, pada satu sisi mobil ini mampu berfungsi layaknya sebuah SUV namun pada sisi lain masih menunjukkan karakter sport meski tak seperti yang ditawarkan oleh sport sedan tulen.