Daihatsu Copen sendiri pertama kali diproduksi pada tahun 2002 dan kemudian proses produksinya sempat dihentikan di tahun 2012 silam. Baru pada tahun 2014 pihak pabrikan memutuskan untuk memproduksi generasi kedua. Dengan dimensi yang kompak serta mesin berkapasitas kecil yang otomatis membuat pajaknya pun ringan roadster buatan Daihatsu ini mendapat respon positif di negeri asalnya hanya dalam waktu dua bulan sejak dirilis secara resmi.
Jika dibandingkan generasi pertama, Daihatsu Copen terbaru berkesan lebih agresif dan tidak lagi terkesan feminin seperti sebelumnya. Desain air intakes yang besar berikut garis-garis bodi yang tegas seolah menunjukkan bahwa mobil ini bukan ditujukan bagi kaum Hawa semata. Desain bagian buritan turut dirombak masih dalam upaya menghilangkan kesan feminin yang melekat pada Daihatsu Copen generasi pertama.
Dalam rangka menekan bobot mobil maka Daihatsu menggunakan resin dalam membentuk panel bodi Daihatsu Copen. Menurut produsennya material resin ini bukan semata-mata dimaksudkan untuk menjaga bobot tetap ringan namun juga untuk alasan estetika. Hampir semua bagian dari panel bodi itu sendiri bisa dilepas dan diganti dengan desain atau warna lain sesuai selera masing-masing pemiik.
Bahkan jika pemiliknya lebih menghendaki desain seperti yang ditawarkan oleh Copen generasi pertama maka pihak pabrikan pun menyediakan kit OEM-nya.
Konsep “casing” yang bisa diganti sebenarnya bukan ide orisinil dari Daihatsu, sebab Smart Fortwo sudah lebih dahulu memperkenalkan konsep serupa. Meski demikian pengaplikasiannya pada Copen tetap diyakini bakal menarik minat calon konsumen.
Interior dan Performa Daihatsu Copen
Desain interior Daihatsu Copen pun tak kalah menarik dibandingkan eksteriornya. Sayangnya lingkar kemudi racikan Momo yang keberadaanya bisa ditemukan pada generasi pertama kini sudah dilengserkan oleh lingkar kemudi dengan desain yang lebih konvensional.
Meski atraktif namun Daihatsu tampaknya ingin menjaga agar desainnya tetap minimalis, hal ini bisa dilihat dari desain konsol tengah yang sederhana. Di situ hanya terdapat pengontrol AC, rotary knob, engine-start button serta switch untuk hazard yang kesemuanya juga didesain sederhana.
Trim bernuansa serat karbon pada dashboard memberi nuansa modern di dalam kabin roadster mungil ini dan material yang digunakan terasa solid.
Menariknya meski dengan dimensi mungil namun kabin Daihatsu Copen memberikan legroom yang relatif lega. Pengemudi pun mendapatkan kenyamanan ekstra berkat posisi duduk dan pedal yang ergonomis.
Perhatian para desainer Daihatsu terhadap hal detil berlanjut pada karpet bermotif papan catur atau bisa juga dianggap sebagai motif chequered flag sebagai aksesoris standar yang makin mendongkrak kesan unik pada mobil ini.
Proses memasang dan melepas atap dirancang mudah serta cepat untuk dioperasikan, pihak Daihatsu mengklaim hanya memerlukan waktu 12 detik untuk melepas atau memasang kap tersebut.
Dapur pacu turbo tiga silinder berkapasitas 658 cc yang mengisi ruang mesin Daihatsu Copen masih sama seperti sebelumnya, menghasilkan daya maksimum 63 HP dengan torsi maksimum 92 Nm. Torsi yang minim dimaksudkan untuk meminimalisir konsumsi BBM sekaligus emisi gas buang yang dihasilkan.
Meski di atas kertas spesifikasi dapur pacunya mengundang keraguan namun kesan lamban ternyata tak ditemukan kala berada di balik kemudinya. Sebaliknya mobil mungil ini terasa responsif meski untuk mendahului kendaraan lain di jalan tol bakal membuat pengemudinya berpikir dua kali. Batas maksimal kecepatan yang bisa dicapai Daihatsu Copen dengan tetap pada kondisi nyaman adalah 70 km/jam.
Dalam kota bagaimanapun merupakan habitat asli dari Daihatsu Copen. Dengan dimensi yang mungil manuver di dalam kota maupun area parkir membuat pengemudinya tak merasa sia-sia menebus harga Daihatsu Copen yang konon banderol resminya hampir menyentuh Rp 400 juta ini. Lingkar kemudi yang komunikatif serta karakter mobil yang cenderung mantap menapak kala diajak melahap tikungan makin menambah daya tarik Daihatsu Copen.
Impresi Terhadap Daihatsu Copen
Terlepas dari pro dan kontra mengenai bakal sukses atau tidak Daihatsu Copen di Indonesia harus tetap diakui bahwa Daihatsu sukses membesut sebuah mobil yang joy to drive. Harga yang tak bisa dibilang murah untuk standar di Indonesia mungkin bakal menjadi satu-satunya penghalang kesuksesan Copen. Namun APM pun mestinya juga sudah menyadari bahwa pangsa pasar Daihatsu Copen sangatlah segmented.
